Senin, 04 Mei 2015

Ayam Bakar Ngimbang Juarai Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri


Angkat nama tanah kelahiran, Ngimbang, sebuah kawasan tertinggal di Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur, Dymas Tunggul Panuju sukses menjuarai kompetisi Wirausaha Muda Mandiri. Ayam Bakar "Ngimbang" yang telah dirintisnya sejak 2006 lalu ini berhasil membawanya meraih penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono. Ia sukses menyisihkan 48 nominator dari seluruh Indonesia dalam seleksi nasional. Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) yang baru saja yudisium ini dinyatakan terbaik untuk kategori usaha jenis makanan. Diwawancarai PRASETYA Online, Dymas pun mengisahkan kerja kerasnya merintis usaha Ayam Bakar Ngimbang ini. "Saya mengawali bisnis dengan membuka jasa Katering untuk kegiatan kemahasiswaan. Untung yang diperoleh kala itu lumayan sehingga bisa menjadi modal untuk mendirikan bisnis", kata dia. Tidak berhenti disitu, ia pun membawa proposal bisnisnya ini maju ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2007 dan berhasil mendapat dana Rp 6 juta. Alhasil, ia pun memiliki modal cukup untuk mendirikan outlet perdananya di kampus UB. "Saat itu saya memiliki satu outlet di kawasan hutan FMIPA. Setiap harinya pembeli yang rata-rata mahasiswa berjubel untuk mengantre sehingga menimbulkan kecemburuan penjual lainnya di kawasan tersebut", kata dia. Berawal dari kecemburuan yang berbuntut konflik, Dymas pun akhirnya memutuskan memindah outletnya ke kawasan Kalpataru. Dengan pembeli yang banyak setiap harinya, ia kemudian berhasil menambah outletnya di pusat perbelanjaan Matahari Pasar Besar. Tidak disangka, saat ini empat outlet telah ia miliki dengan omset sekitar Rp 12 juta/outlet. "Dengan empat outlet tersebut, saya menghabiskan ayam broiler sekitar 40-55 potong /hari", ujar Dymas yang mematok harga ayam bakarnya Rp. 7500 - Rp 10 ribu per paket.Dalam menjalankan bisnis ini, Dymas mengaku menerapkan semua ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah. "Semua ilmu yang saya peroleh di THP saya terapkan untuk mengembangkan bisnis saya, ujar pria yang juga owner Ojek Online "ST12" dan makanan ringan "Hot Pipiaky, Bakpia vs Dorayaki" ini. Selain teori di bangku kuliah, Dymas juga menerapkan pengalamannya sebagai juru antar katering dan pelayan restoran saat ia mengalami masalah ekonomi di awal perkuliahannya.
Dengan ilmu seperti teknologi pengolahan hasil hewan dan teknologi pengolahan rempah, ia meracik berbagai bahan dan bumbu menjadi menu andalannya. "Keunggulan Ayam Bakar Ngimbang ini adalah memakai nasi bakar, kecap mentega dan kecap kacang serta tujuh macam sambal yang bisa dipilih sendiri oleh pembeli", tutur Dymas yang pernah juga menjadi Runner Up "Young Entrepreneurship Award" 2008, yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia bekerjasama dengan Commonwealth Bank. Mengembangkan bisnisnya, Dymas menggunakan model franchise dengan telah dimilikinya satu unit dapur induk dan kantor pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar